Investasi Kerajinan
I.
Ruang Lingkup Investasi Kerajinan
Sub-sektor kerajinan menghasilkan barang-barang yang tampak sederhana
namun memiliki nilai seni dan niai ekonomi. Sub-sektor kerajinan adalah
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi produk
yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal
sampai dengan proses penyelesaian produk, antara lain meliputi barang kerajinan
yang terbuat dari bahan-bahan batu berharga, serat alam maupun serat buatan,
kulit, rotan, bambu, kayu, logam, kaca, porselin, kain, marmer,tanah liat, dan
kapur. Kerajinan asal Indonesia sudah dikenal luas di mancanegara karena
keindahan dan keunikannya.
Berdasarkan bahan baku, produk kerajinan dikategorikan menjadi :
1.
Keramik
2.
Logam
3.
Serat alam
4.
Batu-batuan
5.
Tekstil
6.
Kayu
Industry kerajinan terdiri dari 2
kelompok utama, yaitu industry pengolahan dan industry jasa perdagangan barang
kerajinan. Produk hasil kerajinan Indonesia memiliki rentang harga jual yang
bervariasi, dari yang paling murah hngga paling mahal. Usaha kerajinan juga
bisa dikembangkan menjadi bisnis waralaba seperti yang dilakukan waralaba “ de
tanjung” asal malang, jawa timur.
II.
Profesi Utama di Industri Kerajinan
Profesi-profesi utama di sub-sektor industry kerajinan meliputi :
1.
Pembatik
2.
Perajut
3.
Penyulam/pembordir
4.
Pengrajin
5.
Pengukir/pemahat/pematung
6.
Penganyam
7.
Penglukis
8.
Pengrajin mebel
Etnis suku bangsa dan budaya
daerah di Indonesia yang sangat beraneka ragam merupakan sumber kreativitas
yang tidak akan ada habisnya. Kurangnya kemampuan komersialisasi berdampak pada
minimnya jaringan pasar dan minimnya loyalitas konsumen, sehingga margin
keuntungan yang dinikmati pengrajin lokal menjadi kecil. Apresiasi masyarakat
Indonesia terhadap produk kerajinan nasional masih perlu ditingkatkan. Demi
mendorong kemajuan industry kerajinan dalam negeri, Indonesia menggelar acara
pameran produk industry kerajinan terbesar berskala nasional bernama INACRAFT
yang diadakan setiap tahun di Jakarta.
III. Keunggulan
dan Kelemahan Industri Kerajinan Nasional
Indsutri kerajinan nasional memiliki sejumlah kelebihan, yaitu :
1.
Tenaga kerja terampil jumlahnya banyak dan
berkualitas.
2.
Tenaga kerja terampil tersebar dan membentuk
sejumlah sentra kerajinan.
3.
Indonesia memiliki 500 etnis yang dapat
dijadikan sumber inspirasi.
4.
Jumlah usaha kerajinan banyak dan trkumpul dalam
sejumlah sentra kerajinan.
5.
Sektor industry pendukung seperti bahan baku
jumlahnya banyak.
6.
Bebrapa merek dan individu tertentu sudah
mendapat nama di luar negeri.
7.
Produk industry kerajinan sudah banyak yang dipromosikan
via internet.
8.
Bahan baku industry kerajinan tersedia dalam
jumlah besar.
9.
Industry kerajinan didukung tradisi masyarakat
yang kuat dan mengakar.
10.
Pariwisata nasional makin maju sehingga
berpotensi menaikkan omzet produk kerajinan nasional.
11.
Perekonomian nasional makin meningkat dan
penduduk kelas menengah makin banyak sehingga berpotensi mendorong kemajuan
industry kerajinan.
12.
Pengrajin makin banyak yang didukung pendanaan
murah dari pemerintah dan BUMN sehingga mereka dapat meningkatkan produksi.
13.
Dukungan pemerintah pusat dan daerah trhadap
industry kerajinan makin meningkat dalam bentuk insentif dana, pajak, dan
kebijakan.
14.
Pemerintah daerah kini banyak yang ingin mencari
identitas budaya daerah melalui produk kerajinan khas daerah.
15.
Saat ini, banyakevent daerah,nasioanal,maupun
internasional di Indonesia yang mempromosikan kerajinan nasional seperti batik.
16.
Pameran kerajinan tingkat daerah dan nasional
sudah banyak diadakan dan ternyata mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
17.
Penghargaan masyarakat terhadap kerajinan
nasional makin meningkat.
18.
Iklim demokratis dan desentralisasi dapat
meningkatkan industry kerajinan nasional.
19.
Indonesia sering mengadakan event acara seminar yang membutuhkan banyak
cendera mata.
Industry kerajinan nasional masih
memiliki sejumlah kelemahan, yaitu :
1.
Industry kerajinan nasional msih lemah dalam hal
desain produk.
2.
Penegakan hokum bidang HAKI di Indonesia masih
lemah.
3.
Kesadaran pengrajin tentang pentingnya HAKI
masih kurang.
4.
Para pengrajin nasional masih lemah dalam hal komersialisasi.
5.
Para pengarajin masih kurang memahami manajemen
produksi dan bisnis.
6.
Etos kerja dan produktivitas para pengrajin
masih kurang.
7.
Para pengrajin cenderung masih bermental pekerja
belum bermental wirausaha.
8.
Lokasi pekerja dan bahan baku masih sering
berjauhan sehingga tidak efisien.
9.
Industry kerajinan banyak yang berlokasi di
desa-desa yang jauh dari akses transportasi dan komunikasi yang baik.
10.
Beberapa kerajinan tertentu masih bergantung
pada komponen impor yang tinggi.
11.
Riset bahan baku msih kurang, baik dalam hal
jumlah maupun kualitas.
12.
Hasil riset kerajinan sering sulit diaplikasikan
dalam praktik nyata.
13.
Riset di bidang seni budaya lokal masih kurang.
14.
Regulasi tentang pengaturan stok bahan baku
masih kurang baik.
15.
Budi daya bahan bakuumasih kurang diperhatikan.
16.
Penebangan liar dan penyeludupan mengurangi
ketersediaan bahan baku.
17.
Pengusaha dan pekerja kerajinan masih kurang
memiliki daya jual.
18.
Indonesia belum memiliki wadah pusat desain
kerajinan nasional.
19.
Konsep klaster industry kerajinan masih belum
berjalan dengan optimal.
Komentar
Posting Komentar